Monday, July 17, 2006

Pisang 15 juta

Seorang teman meng-hire arsitektur lansekap untuk mewujudkan keinginannya memiliki sebuah taman yg indah. Ketika pembuatan taman dimulai dan satu-satu truk penuh muatan tanaman datang, seorang teman lainnya berkomentar miring setengah lucu. ‘Wah masak pohon pisang tidak berbuah harganya 15 juta, wong Pak Yogi si penjual pisang yg kemaren rugi karena pisangnya banyak yg busuk, hanya membayar 5 juta untuk satu truk buah pisang’.

Ada banyak hal yg tidak kita mengerti dalam kehidupan ini. Dan itu menyesakkan dada jika kita tidak bisa terlibat dalam proses yg ‘megah’ itu, padahal kita merasa punya hak untuk dilibatkan. Atau karena kita tidak mampu mengatakan apa yg menjadi pendapat kita, atau memang salurannya yg tidak ada.

begitulah jika cara berpikir petani dan cara berpikir pengusaha F&B dalam melihat pohon pisang.

Berubah menjadi tidak serius

Seorang teman mempromosikan blog yg baru kelar dibuatnya, dan mengundang untuk masuk dan memberi komentar. Aku tanya balik apakah dia pernah masuk dan membaca blog ku? Ya, jawabnya. Blog mu serius sih, jadi orang malas baca.

Kekuatan dia ngebrowse dan me-link dengan blog lain menjadi kelebihan agar blog bisa dibaca orang. Promosi diri memang ada banyak ragamnya. Tapi merubah karakter diri menjadi tidak serius, apakah itu salah satunya.

Memang betul orang sudah muak dengan sesuatu yg ‘serius’, setelah seharian bergulat dengan keseriusan. Dan sedikit joke dirasa akan menyegarkan.

Yah sudah waktunya memang berubah. Layaknya power rangers, ... berubah ...
Andai bisa semudah itu.

Sunday, July 02, 2006

Biarkan kafilah berlalu

Semenjak masa pencerahan itu tiba, maka aku bertekad untuk melakukan apa saja yg menurut ku aku suka, kerjakan dengan optimal, dan membiarkan orang memberi penilaian kemudian. Dan hari ini, pemahaman itu diuji, saat seseorang mempertanyakan pekerjaanku selama ini. Ada juga rasa sedih di sana, ketika kerja yg sudah kulakukan, di luar itu benar atau salah, optimal atau tidak, dipertanyakan orang. Untunglah si penanya bisa memastikan apa persisnya pertanyaannya. Dan aku mengerti, ah jangan-jangan ini memang benar buang-buang umur. Yg kurasa nyaman adalah karena aku yakin bahwa kafilah harus berlalu, maka segala pertanyaan tajam itu bisa kumengerti dan kucerna dengan baik. Cool adalah kata yg tepat. Hebatnya beberapa orang baik secara langsung atau diam-diam kemudian di belakang mengekspresikan dukungannya.

Apapun itu, tapi kupikir inilah waktunya aku untuk bertindak. Mau kemana kamu setelah ini. Apakah menulis dan melakukan riset seprti yg kamu gembor-gemborkan selama ini bisa terwujud. Atau kesibukannmu hunting dolar telah menyita waktu mu. Walau nggak apa-apa juga, toh dampak positifnya bisa kurasakan. Tapi apakah orang akan tergantung dengan ‘kecelakaan’ semata. Kapan kita bisa belajar bahwa segalanya bisa diatur, direncanakan (by design). Dan disitulah riset itu bisa bicara.
Ah aku lega hari ini telah berlalu ...
Aku lega karena kafilah bisa berlalu ...